A. MASUK DAN
BERKEMBANGNYA ISLAM DI INDONESIA
Suatu
kenyataan bahwa islam dtang keidonesia dilakukan scara damai. Berbeda ddengan
penyebatran islam di timur tengah yang dalam beberapa kasus. Disrtai dengan pendudukan wilayah oleh militer muslim. Islam dalam batas
tertentu disebarkan oleh pedagang,
kemudin dilanjutkan oleh para guru agama (da’i) dan pengembara sufi. Oeh kaena
itu, wjar kalau terjadiperbedaan pendapat tentang kpan, dari mana, dan dimana
pertama kali islam datang kenusantara. Namun, secara garis besar perbedaan
pendapat itu dapat dbagi menjadi sebagai berikut :
1.
Islam
datang keindonesia pada abad ke- 13 M dari Gujarat (bukan dari arab
langsung)dengan bukti ditemukannya makam sultan yang beragama islam pertama malik
as-Sholeh, raja pertama kerajaan smudraoleh, raja pertama kerajaan Smudra pasai
yang dikatakan berasal dari Gujarat.
2.
Islam
datang ke Indonesia pada abad pertama Hijriyah ( abad ke-7 sampai 8) langsung
dari arab dengan bukti jalur pelayaran yang ramai dan bersifat itetrnasional
sudah dimulai jauh sebelum abad ke-13 (yaitu sudah ada sejak abad ke-7 M)
melalui selat Malaka yang menghubungkan Dnasti Tang di Cina ( Asia Timur),
Sriwijaya di Asia Tenggara dan Bani Umayyah di Asia Barat.[1][1]
3.
Sarjan
Muslim kontemporer seperti Taufiq Abdullah mengkompromikan kedua pendapat
tersebut. Menurut pendapatnya memang benar Islam sudah datang ke Indonesia
sejak abad pertama Hijriyah atau abad ke-7 atau ke-8 Masehi, tetapi baru dianut
oleh para pedagang Timur Tengah dipelabuhan-pelabuhan. Barulah islam masuk
secara besar-besaran dan mempunyai kekuatan politik pada abad ke-13 dengan
berdirinya kerajaan Samudra Pasai.[2][2]
Dari keterangan diatas dapat
dijelaskan bahwa tersebarnya Islam keindonesia adalah melalui salura-saluran
sebagai berikut:
1.
Perdagangan,
ang mempergunakan saran pelayaran.
2.
Dakwah,
yang dilakukan oleh mubalig yang berdatangan bersama parapedagang.
3.
Perkawinan,
yaitu perkawinan antara pedagang Muslim, Mubalig dengan anak bangsawan
Indonesia.
4.
Pendidikan,
setelah kedudukan para pedagang menetap, mereka menguasai kekuatan ekonomi
dibandar-bandar seperti Gresik. Selain menjadi pusat-pusat pendidikan, yang disebut pesantren, di Jawa
juga merupakan markas penggemblengan kader-kader politik. Misalnya, Raden
Fatah, Raja Islam pertama Demak, adalah santri pesantren Ampel Denta; Sunan
Gunung Jati, Sultan Cirebon pertama adalah didikan pesantren Gunung Jati dengan
syaikh Dzatu Kahfi; Maulana Hasanuddin yang diasuh ayahnya Sunan Gunung Jati
yang kelak menjadi Sultan Banten pertama.[3][3]
5.
Tasawuf
dan Tarekat, sudah diterangkan pula bahwa bersamaan dengan pedagang, datang
pula para ulama, da’I, dan sufi pengembara. Kemudian mereka diangkat menjadi
penasihat dan atau pejabat agama di kerajaan. Seperti di Aceh ada Syaikh Hamzah Fansuri, Syamsuddin
Sumatrani, Nurudin ar-Raniri, Abd. Rauf Singkel. Demikian pula
kerajaan-kerajaan di Jawa mempunyai penasuhat yang mempunyai gelar wali, yang
terkenal adalah Wali Songo.Para sufi menyebarkan Islam dengan dua cara:
a)
Dengan
membentuk kader Mubalig, agar mampu mengajarkan serta menyebarkan agama Islam
didaerah asalnya
b)
Melalui
karya-karya tulis tersebar dan dan dibaca berbagai tempat. Di abad ke-17, Aceh
adalah pusat perkembangan karya-karya keagamaan yang ditulis para ulama dan
para sufi.
6.
Kesenian,
saluran yang banyak sekali dipakai untuk penyebaran Islam terutama di Jawa
adalah seni. Wali Songo, terutama Sunan Kali Jaga, juga mempergunakan banyak
cabang seni untuk Islamisasi, seni arsitektur, gamelan, wayang, nyanyian, dan
seni busana.
Penyebaran Islam secara kasar
dapat dibgi dalam tiga tahap:
Pertama, dimulai
dengan kedatangan Islam, yang diikuti oleh kemorosotan kemudian keruntuhan
Majapahit pada abad ke-14 sampai ke-15.
Kedua, sejak
datang dan mapannya kekuaaan colonial Belanda di Indonesia sampai abad ke-19.
Ketiga, bermula
pada awal abad ke-20 dengan terjadinya “liberalisasi” kebijaksanaan pemerintah
colonial Belanda di Indonesia.
B. Perkembangan
Islam di Nusantara
islam di
Indonesia (Asia Tenggara) meruopakansalah satu dari tujuh cabang peradaban
Islam (sesudah hancurnya persatuan peadaban islam yang berpusat di Bagdad Tahun
1258 M). Ketujuh cabang tersebut secra lengkap adlahperadaban islam arab, islam
persi, islam turki, islam afrika hitam, islam anak n=benua india, islam arab
melayu, dan islam cina.
Konversi massal masyarakat
nusantara kepada islam pada mas aperdagangan terjadi karena beberapa sebab
sebgai berikut:
a.
Portabilitas
(siap pakai) system keimanan islam
b.
Asosiasi
islam dengan kekayaan
c.
Kejayaan
militer
d.
Memperkenalkan
tulisan
e.
Mengajarkan
penghafalan
f.
Kepandaian
dalam penyembhan
g.
Pengajaran
tentang moral
Melalui
sebab-sebab itu islam cepat mendpatkan
m=pengikut yang bnyak. Sebagaimana telah
disebutkan terdahulu bahwa [edagang Muslim asal arab,persi india dipekirakan
telah sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7 (ke-1 H),
ketika islam di Timur tengah mulai berkembang ke luar dari Jazirah arab.
C. Perkembangan
Politik Islam di Indonesia
1.
Sebelum
Kemerdekaan
Islam
masuk ke Indonesia pada abad pertama hijriyah atau abad ke tujuh sampai abad ke
delapanmasehi. Ini mungkin didasarkan kepada penemuan batu nisan seorang wanita
muslimah yang bernama Fatimah binti Maimun dileran dekat Surabaya bertahun 475
H atau 1082 M. Sedang menurut laporan seorang musafir Maroko Ibnu Batutah yang
mengunjungi Samudera Pasai dalam perjalanannya ke negeri Cina pada tahun 1345
M. Agama islam yang bermahzab Syafi’I telah mantap disana selama se abad, oleh
karena itu berdasarkan bukti ini abad ke XIII di anggap sebagai awal masuknya
agama islam ke Indonesia.Daerah yang pertama-pertama dikunjungi ialah :
a. Pesisir
Utara pulau Sumatera, yaitu di peureulak Aceh Timur, kemudian meluas sampai
bisa mendirikan kerajaan islam pertama di Samudera Pasai, Aceh Utara.
b. Pesisir
Utara pulau Jawa kemudian meluas ke Maluku yang selama beberapa abad menjadi
pusat kerajaan Hindu yaitu kerajaan Maja Pahit.
Pada
permulaan abad ke XVII dengan masuk islamnya penguasa kerajaan Mataram, yaitu:
Sultan Agung maka kemenangan agama islam hampir meliputi sebagai besar wilayah
Indonesia.Sejak pertengahan abad ke XIX, agama islam di Indonesia secara
bertahap mulai meninggalkan sifat-sifatnya yang Singkretik (mistik).
Setelah banyak orang Indonesia yang mengadakan hubungan dengan Mekkah dengan
cara menunaikan ibadah haji, dan sebagiannya ada yang bermukim bertahun-tahun
lamanya.Adapun tahapan-tahapan “masa” yang dilalui atau pergerakan sebelum
kemerdekaan, yakni :
a.
Pada Masa
Kesultanan
Daerah
yang sedikit sekali disentuh oleh kebudayaan Hindu-Budha adalah daerah Aceh,
Minangkabau di Sumatera Barat dan Banten di Jawa. Agama islam secara mendalam
mempengaruhi kehidupan agama, social dan politik penganut-penganutnya sehingga
di daerah-daerah tersebut agama islam itu telah menunjukkan dalam bentuk yang
lebih murni. Dikerajaan tersebut agama islam tertanam kuat sampai Indonesia
merdeka. Salah satu buktinya yaiut banyaknya nama-nama islam dan
peninggalan-peninggalan yang bernilai keIslaman.
Dikerjaan Banjar dengan masuk islamnya raja banjar. Perkembangan islam
selanjutnya tidak begitu sulit, raja menunjukkan fasilitas dan kemudahan
lainnya yang hasilnya membawa kepada kehidupan masyarakat Banjar yang
benar-benar bersendikan islam. Secara konkrit kehidupan keagamaan di kerajaan
Banjar ini diwujudkan dengan adanya Mufti dan Qadhi atas jasa Muhammad Arsyad
Al-Banjari yang ahli dalam bidang Fiqih dan Tasawuf.
Islam di Jawa, pada masa pertumbuhannya diwarnai kebudayaan jawa, ia
banyak memberikan kelonggaran pada sistem kepercayaan yang dianut agama
Hindu-Budha. Hal ini memberikan kemudahan dalam islamisasi atau paling tidak
mengurangi kesulitan-kesulitan. Para wali terutama Wali Songo sangatlah berjasa
dalam pengembangan agama islam di pulau Jawa.
Menurut buku Babad Diponegoro yang dikutip Ruslan Abdulgani dikabarkan
bahwa Prabu Kertawijaya penguasa terakhir kerajaan Mojo Pahit, setelah
mendengar penjelasan Sunan Ampel dan sunan Giri, maksud agam islam dan agama
Budha itu sama, hanya cara beribadahnya yang berbeda. Oleh karena itu ia tidak
melarang rakyatnya untuk memeluk agama baru itu (agama islam), asalkan
dilakukan dengan kesadaran, keyakinan, dan tanpa paksaan atau pun kekerasan.
b. Pada Masa Penjajahan
Dengan datangnya pedagang-pedagang barat ke Indonesia yang berbeda watak
dengan pedagang-pedagang Arab, Persia, dan India yang beragama islam, kaum
pedagang barat yang beragama Kristen melakukan misinya dengan kekerasan
terutama dagang teknologi persenjataan mereka yang lebih ungggul daripada
persenjataan Indonesia. Tujuan mereka adalah untuk menaklukkan
kerajaan-kerajaan islam di sepanjang pesisir kepulauan nusantara. Pada mulanya
mereka datang ke Indonesia untuk menjalin hubungan dagang, karena Indonesia kaya
dengan rempah-rempah, kemudian mereka ingin memonopoli perdagangan tersebut.
Waktu itu kolonial belum berani mencampuri masalah islam, karena mereka
belum mengetahui ajaran islam dan bahasa Arab, juga belum mengetahui sistem
social islam. Pada tahun 1808 pemerintah Belanda mengeluarkan instruksi kepada
para bupati agar urusan agama tidak diganggu, dan pemuka-pemuka agama dibiarkan
untuk memutuskan perkara-perkara dibidang perkawinan dan kewarisan.
Tahun 1820 dibuatlah Statsblaad untuk mempertegaskan instruksi ini. Dan
pada tahun 1867 campur tangan mereka lebih tampak lagi, dengan adanya instruksi
kepada bupati dan wedana, untuk mengawasi ulama-ulama agar tidak melakukan
apapun yang bertentangan dengan peraturan Gubernur Jendral. Lalu pada tahun
1882, mereka mengatur lembaga peradilan agama yang dibatasi hanya menangani
perkara-perkara perkawinan, kewarisan, perwalian, dan perwakafan.
Apalagi setelah kedatangan Snouck Hurgronye yang ditugasi menjadi
penasehat urusan Pribumi dan Arab, pemerintahan Belanda lebih berani membuat
kebijaksanaan mengenai masalah islam di Indonesia, karena Snouck mempunyai
pengalaman dalam penelitian lapangan di negeri Arab, Jawa, dan Aceh. Lalu ia
mengemukakan gagasannya yang dikenal dengan politik islamnya. Dengan politik
itu, ia membagi masalah islam dalam tiga kategori :
a)
Bidang
agama murni atau ibadah
Pemerintahan kolonial memberikan kemerdekaan kepada
umat islam untuk melaksanakan agamanya sepanjang tidak mengganggu kekuasaan
pemerintah Belanda.
b)
Bidang
sosial kemasyarakatan
Hukum islam baru bisa diberlakukan apabila tidak
bertentangan dengan adapt kebiasaan.
c)
Bidang
politik
Orang islam dilarang membahas hukum islam, baik
Al-Qur’an maupun Sunnah yang menerangkan tentang politik kenegaraan dan ketata
negaraan.
c. Masa
Penjajahan Belanda
Pada
tahun 1755 VOC berhasil menjadi pemegang hegemoni politik pulau jawa dengan
perjamjian Giyanti, krena itu raja jawa kehilangan kekuasaan
politikntya.Bahkan, kewibawaan raja sangat tergantung pada VOC. Campur tangan
colonial trehadap khidupan keratin makin meluas, sehungga ulama-ulama keratin
sebagai penasihat raja-raja tersingkir.Rakyat kehilangan kepimpinannya,
sementra pengusaan colonial sangat menghimpit kehidupan mereka.Eksploitasi
hasil bumi rakat untuk kepentingan pemerintah colonial belanda merajalela,
penggusuran dan perampasantanah milik rakyat untuk kepentingan pemerintaj
sangat galakkan. Raja-raja tradisional jarang membantu rakyat, bahkan setelah
mendapatkan gaji mereka memihak kepada tuannya (belanda).Rakyat ketakutan dan
kesulitan menghadapi penindasan.Ini terjadi sampai abad ke-14. Dalam kondisi ni
rakyat mencrai pemimpin nonformal (para ulama, kyai, atau bangsawan) yang masih
memerhatikan mereka. Pusat kekuatan politik berpindah dari istana ke luar,
salah satunya kepesantren-pesantren yang kemudian menjadi basis perlawanan.
Dalam
kondosi seperti itu rakyat bergabung kepada pemimoin nonformal para kyai,
ulama’, dan bangsawan yang menggalang rakyat untuk melawan dan berjuang atas
nam agama.Terjadilah Perang Padri (1821-1837), dipelopori Imam Binjol dibantu
delapan ulama’ yang bergelar Harimau Nan Salapan, Perang Acewh (1873-1904)
dipimpinpanglima Polim yanmg diduklung poara ulama’, haji dan Muslim Aceh.[4][4] Meskipun
perang ini kalah, tetapi islam makin berkmbang ke pedalaman dibawah bimbingan
sisa-sisa pemimpin yang menyingkir dari kerajaan Belanda, seperti sisa-sisa
tentara Perang Padri di pedalaman tanah Batak menjadikan sebagian suku Batak
memeluk Islam.
d.
Masa Penjajahan Jepang
Sebagai
penjajah, jepang jauh lebih kejam dari pada Belanda.Jepang merampas semua harta
milik rakyat untuk kepentungan perang, sehingga rakyat matyi kelaparan.Untuk
menymbung hidup, rakyat makan pisang muda atau hatinya batang pisang, sedangkan
untuk baju rakyat memakai goni. Rakyat dicekam ketakutan kepada jepang yang
kempeitei (polisi rahasia)nya terkenal sangat ganas.
Jika pada
masa belanda ada istilah “kerja rodi”, maka dizaman menjadi “romusha”. Jika
kerja rodi masih bekerja (paksa) dikampung sendiri, maka romushadikirim jauh sampai kepedalaman Burma
dan Thailand (Muang Thai) untuk membangun jalur kereta api yang menghubungkan
Birma-Bangkok melalui Konbury.
Islam
akan dihapus dan akan diganti dengan agama Shinto. Oleh karena itu, bahasa dan
aksara Arab dilarang. Walaupun nanti larangan itu dicabut ketika jepang sudah
kepepet hamper kalah. Perintah ber-seikeirei
(membungkuk seperti ruku’ dalam shalat kea rah matahari terbit di Timur
kea rah Tenno Heika karena ia dianggap keturunan Dewa Matahari Amaterasu
Omikami – Tuhan jagad raya yang mengaruniai kepada ras Yamato) dianggap sebagai suatu paksaan untuk berbuat
syirik. Dilihat darui itu jepang sebenarnya lebih kafir dari pada Belanda,
karena belanda masih tergolonhg kafir
kitabi.[5][5]Jepang
mempunyai tujuan untuk me-Nippo-kan Indonesia. Kalau belanda menjadikan
indobnesia Inlander (penduduk kelas
dua), jepang ingin menghilangkan kebangsaan Indonesia menjadi Nippon. Untuk
mempercepat usaha itu segala cara ditempuh, yaitu dengan cara-cara sebagai
berikut:[6][6]
a)
Membersihkan
kebudayaan Barat, kebudayaan Islam diganti drngan kebudayaan jepang.
b)
Mengubah
system pendidikan
c)
Membentuk
barisan pemuda
d)
Memobilisasi
pemimpin Islam
e)
Membentuk
organisasi baru. diantaranya aldalah Shumubu
(Departemen Agama Buatan Jepang) dibentuk maret 1942 M dan Majelis Syuro
Muslimin Indonesia (Masyumi) dibentuk tanggal 24 Oktober 1943 M.
2.
Politik
Islam Masa Kemerdekaan
a. Masa
Revolusi
Keadan perang asia timur berkemnbang sangat cepat.
Rusia menyusul mengum umkan perang kepad jkepang, sehingga jepang mengalami
kekalahan demi kekalahan. Pada tanggal 6 agustus 1945 hirosima dibopm. Tanggal m7 agustus 1945
pemerintah jepang membentuk PPKI (panitia oersiapan kemerdekaan Indonesia).
Soekarno, Hatta, dan Dr. Radjiman diundang menemui Marsekal Terauchi di Dalai
(Vietnam). Tanggal 8 agustus 1945 Mansuria diduduki Rusia.Tanggal 9 agustus
1945 Nagasaki dibom. Dalam pertemuan
dengan Terauchi itu soekarno, hatta, dan Dr. radjiman mendapat jaminan
bahwa kemerdekaan Indonesia tak menjadi maslah lagi, waktumnya terserah mereka.
Jepang akan membantu kapan saja Indonesia siap. Ketika soekarno dan kawan-kawan
sampai di Saigon, mereka mendenagr tentang perkembangan perang, maka hatta
menyadari bahwa kekalahan jepang hanya tinggal mmenunggu waktu.Sekembalinya kje
Indonesia, syahrirmenemui hatta dan mendesdak soekarno untuk mengumumkan
kemerdekaan Indonesia tanpa PPKI yang dibentuk Jepang.Namun usulan syahrir
tidak dapat diterima soekarno.Soekarno-hatta mencari kepastian apakah betul
jepang telah menyerah, laksamana maeda tidak dapat menjawab karena belum ada
intruksi daro Tokyo. Karena itu hatta meminta soebardjo untuki mempersiapkan
rapat PPKI yang akan diadakan tanggal 16
agustus 1945. Tanggal 15 agustus 1945 soebardjo dating kerumah hatta yang
sedang membuat teks proklamasi.Soebardjo dan hatta kemudian pergi kerumah
soekarno, disana ada beberapa pemuda yang memaksa soekarno mengumumkan
kemerdekaan malam itu juga melalui radio. Karena soekarno menolak, Wikana (juru
bicara pemuda) mengancam bahwa darah akan mengalir jika proklamasi tidak
diumumkan, tetapi soekarno tetap menolak.
Ketika Soekarno tetap menolak para pemuda kecewa,
tetapi mereka sadar tanpa Soekarno-hatta mereka tidaj sanggup melancarkan
revolusi.Oleh karena itu, akhirnya Soekarno-hatta diculik.Saat mereka baru saja
selesai makan sahur tanggal 16 agustus 1945, dibawah pimpinan Soekarno, mereka
dibawa ke Rengasdengklok. Di Jakarta, ketidak hadiaran Soekarno-hatta yang
mengundang rapat PPKI menimbulkan kekhawatuiran. Namun, rupanya barisan peta
(pemuda) tidak kompak sehingga yang semula merencanakan revolusi tidak
terjadi.Akhirnya, salah seorang anggota peta menceritakan kepada soebardjo dan
bersedia mengantar Soekarno-hatta ke Jakarta.
Soekarno-hatta diminta menemui Jenderal Nashimura yang
dihadiri laksamana Maeda. Nashimura mengatakan bahwa ia tidak bertanggung jawab
lagi karena panglima yang kalah perang. Oleh karena itu, akhirnya
Soekarno-hatta membuat teks proklamasi yang disetuji oleh PPKI.Pada subuh jam 3
pagi 17 agustus 1945 teks proklamasi selesai dibuat, jam 10.00 dikumandangkan
di Pegangsaan Timur 56.[7][7]Dengan dibacakan proklamssi berarti Indonesia
merdeka.
b. Masa Mempertahankan Kemerdekaan
Dalam
poroses membentuk dan mempertahankan Negara yang baru dicapai secara revolusi,
Masyumi sebagai satu-satunya partai piltiuk yang berideologi islam pada saat
itu memandang bahwa masyumi harus langsung terelibat dalam jabtan-jabatan
kekuasaan Negara sebagai suatu jalan strategis untuk mewujudkan
tujuan-tujuannya. Dengan cara demikian
hokum-hukum Allah ttidak saja keluar dari ceramah-ceramah alim ulama’
dimimbar-0mimbar masjid saja, tetapi juga berasal dari pejabat-pejabat
pemerintah dan menjadi undang-undang. Untuk itu selam kehadirannya, masyumi
merupakan partai yang terlibat dalam elit pemerintahan, antara lain dengan
membentuk pemerintahan atau berkoalisi dengan poartai-partai lain, sehungga
masyumi turut memainkan peranan dalam menetukan dasar pooltikj Indonesia.
Masyumi
memernkan politik yang menentukan pada dua kabinet Natsir April 1951, Sukiman
Wiryosendjojo, kedua-duanya menjadi perdana menteri.Pada dua kabinet itu,
Menteri Agama berada idtangan KH.Wahiud
Hasyim (unsure NU dalam Masyumi) sedangkan pada kabinet Wilopo-Prawoto,
KH. Fakih Usman (unsure Muhammadiyah dalam Masyumi). Dalam kabinet Wilopo,
Masyumi mendapat empat kursi dalam pemerintahan.Pada kabinet ke-enam
Burhanuddin Harahap, kembali lagi masyumi menjadi Perdana Menteri.Kabinet ini merupakan
kabinet terakhir sebelum partai ini dibubarkan tahun 1960.Prestasi kabinet ini
menghasilakan Pemilu pertama 1955 dalam sejarah Republik Indonesia, yaitu
membubarkan Uni Indonesia- Belanda.Suatu keberanian yang perlu dicatat, adalah
mengembalikan wibawa pemerintah terhadap Angkatan Darat.[8][8]
D. Munculnya Kesadaran Baru
Pemikiran Islam
Di tengah arus global, di mana agama dituntut untuk
mampu menjawab tantangan zaman, maka pemikiran rasionalisme
menjadi keharusan sejarah dalam mendekonstruksisalah satu ciri Postmodernisme, yang kembali pada wacana agama, pada setiap wilayah
kajian keagamaan sebagaimana munculnya pemikiran-pemikiran baru seperti:
1. Muhammadiyah
Pada
8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah yang bertepatan dengan 18 November 1912di
Yogyakarta berdirilah salah satu organisasi sosial Islam yang terpenting di
Indonesia hingga saat ini, yakni Muhammadiyah.Didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan
atas saran yang diajukan murid-muridnya dan beberapa anggota Boedi Oetomo. Organisasi ini mempunyai maksud
“menyebarkan pengajaran Kanjeng Nabi Muhammad saw kepada penduduk bumiputera”
dan “memajukan hal agama Islam kepada anggota-anggotanya”. Muhammadiyah sangat
gencar melakukan amar ma’ruf nahi munkar terutama memberantas praktek-praktek
keagamaan masyarakat saat itu yang menurut Muhammadiyah penuh
penyimpangan.Slogan mereka yang terkenal yaitu memberantas TBC (tachayul,
bid’ah, churafat).
Muhammadiyah juga lahir sebagai reaksi terhadap
missi dan zending yang semakin gencar setelah politik etis. Muhammadiyah lahir
sebagai saingan missi dan zending dengan menggunakan sarana-sarana yang sama
seperti sekolah dan balai-balai kesehatan yang kemudian menjadi rumah sakit
Muhammadiyah.
2. Nahdatul Ulama
Padatanggal 31 Januari 1926,Kyai Hasyim Asy’ari mendirikan Nahdlatul Ulamabersama dengan tokoh-tokoh
Islam tradisional, didirikanlah organisasi keislaman yang berbasis massa pesantren dengan
pemikiran yang tradisionalis, yang berarti
kebangkitan ulama. Organisasi ini pun berkembang dan banyak anggotanya.
Pengaruh Kyai Hasyim Asy’ari pun semakin besar dengan mendirikan organisasi NU,
bersama teman-temannya. Itu dibuktikan dengan dukungan dari ulama di Jawa
Tengah dan Jawa Timur.
Pada masa itu perkembangan paham keagamaan di dalam
negeri sering timbul pertentangan pendapat antara kaum tradisionalis dengan
kaum modernis Islam. Pada saat kongres Al Islam (IV dan V), yang
diselenggarakan di Yogyakarta dan Bandung untuk mencari input dalam menghadapi
kongres Islam di Makkah, aspirasi kalangan pesantren sama sekali tidak
tertampung. Karena materi usulan yang disampaikan KH.A. Wahab Hasbullah itu
tidak masuk dalam agenda kongres Al-Islam di Indonesia, akhirnya atas prakarsa
beliau pula para ulama pesantren mendirikan “Komite Hijaz”.Komite ini dibentuk
bertujuan untuk menyampaikan aspirasi ulama pesantren kepada penguasa Arab
Saudi agar tradisi bermadzhab tetap diberi kebebasan.Misi komite ini berhasil
dan diterima oleh penguasa Arab Saudi, Ibnu Saud.Setelah berhasil misinya,
komite ini hendak membubarkan diri, namun KH Hasyim Asy’ari mencegahnya, justru
menyarankan momentum ini dijadikan sebagai awal kebangkitan ulama.Maka, atas
saran beliaulah pada tanggal 31 Januari 1926, di Surabaya didirikanlah
organisasi Nahdlatul Ulama (NU).
Kesimpulan
Jikalau
kita amati perjalanan Sejarah Islam di Indonesia dari masa ke masa sejak kedatangan, proses penyebaran sampai
zaman tumbuh dan berkembangnya Kesultanan Kesultanan bahkan mencapai
keemasannya terasa telah terjadinya dinamika histories yang menggembirakan.. Di
zaman Keemasan Kesultanan-Kesultanan di Indonesia sebagaimana telah dicontohkan
terutama abad ke-17 M. telah memberikan warisan sejarah yang gemilang dalam
berbagai aspek: Sosial- politik Sosial-ekonomi-perdagangan, Sosial –keagamaan dan kebudayaan, ternyata
telah memberikan citra yang dapat dibanggakan. Namun demikian setelah mulai
dimasuki pengaruh baik politik, ekonomi-perdagangan maupun system pemerintahan
maka umat Islam mengalami keresahan yang akibatnya muncul perlawanan atau
pemberontakan melwan politik penjajahan baik melalui gerakan politik mapun
gerakan keagamaan dan gerakan pendidikan. Namun upaya perjuangan masyarakat
Musilm di bawah pimpinan para ulama itu mengalami kegagalan akibat berbagai
factor antara lain: perselisihan internal yang kemudian dimasuki politik divide
et empera, pemisahan persatuan antara ulama dan umara, antara perjuangan dari
satu daerah dengan daerah lainnya belum ada persatuan, pendidikan masyarakat
yang dengan sengaja oleh pokitik Belanda dibedakan terutama menuju sekulerasmi
dengan pengawasan ketat terhadap pendidikan non-pemerintah yang berlandaskan
keagamaan dsb.
Demikian secara garis besar nasib
umat Islam di Indonesia selama penjajahan dan bagaimana seharusnya untuk masa
kini dan mendatang untuk menumbuhkan citra kejayaan Islam kita Indonesia,
mungkin perlu diusahakan:
1) Terpeliharana uhuwah Islamiah di kalangan umat
Islam Indonesia khususnya
dan umat Islam di dunia pada umumnya;
2) Melakukan
serta meningkatkan kehidupan keagamaan bagi kehidupan dan ke-
sejahteraan dunia dan akhirat dengan berpedoman
kepada isi dan maknanya
Al-Qur’an dan Hadis serta ajaran-ajaran dalam Syari’ah;
3)
Memperjuangkan keadilan serta menegakkaanya untuk mencapak ketertiban,
keamanan, kenyamanan serta kebahagiaan umat Islam;
4)
Mengupayakan kemajuan dalam pendidikan keagaamaan baik formal maupun
Non-formal demi kecerdasan umatnya serta
ketakwaannya kepada Allah SWT.
5) Memajukan bidang seni-budaya Islami melalui
berbagai kegiatan di kalangan
anak-anak, remaja serta dewasa umat Muslim.
Demikianmasalah serta pokok-pokok berkenaan dengan
thema yang telah kamikemukakan di atas.
Semoga bermanfaat bagi kita semua dan terimakasih atas segala perhatian
Bapak-Bapak, Ibu-Ibu serta Saudara-Saudara.Wa billahi taufik wal hidayah,
wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.